Assalamualaikum..
Hei, bulan juli kemarin aku dan best best forever go to
Surabayaaa. Okay, saya ingin sedikit berbagi cerita. Jadi, sebenarnya ini acara
dadakan. Sebulan kami prepare dan tidak ada tabungan sama sekali. Pertama kita
memang punya rencana mau liburan tapi gak tau persis kapannya. Karena dari awal
kita mengira, dya dan nadya masih 50 % mau atau tidaknya. Seiring berjalannya
waktu akhirnya kita coba mengajak mereka berdua. Singkat cerita kita semua
sudah siap dan tibalah hari kami berangkaaaaattt.
04.00 kami pergi ke bandara syamsudin noor di Banjarbaru,
mengenakan mobil ka illa (kaka nadya). Semua berjalan lancar, dengan jadwal
check in sekitar pukul 09.00.
11.00
kita tiba disurabaya, disambut dengan gerimis mengundng sepanjang jalan. Oke,
sebenarnya dari persiapan diawal kita akan berada disurabaya-malang selama 4
hari 3 malam. Dan tempat penginapan sudah disusun sedimikian rupa, dan
dipersiapan itu kita merencanakan bermalam di hotel satu malam. Nah, setelah
dilokasi… semuanya berubah.
Kita dijemput
oleh supir langganan *abah*( ayah ) nya ici. Namanya pa Budi.
HARI 1
Ketika tiba,
rancana awal kita pada hari pertama ini akan ziarah ke 9 wali atau biasanya
dikenal dengan wali songo. Oke, rencana pertama berjalan, sekitar 3 sunan yang
alhamdulillah berhasil kami ziarahi. Ada yang menarik ketika kami menziarahi
makam sunan ( akunya lupa—“). Nah pokoknya dimakam ini, setelah kami keluar berziarah, kami berbicara dengan bahasa daerah
(banjar). Yang ada kata kata inggih (indonesia:iya), tiba tiba ada yang nyapa
dari penjaga makam tsb. Orang banjar ya? Lah kita semua bingung, kok bapa tua
ini bisa tau.. setelah itu kami berbincang sedikit. Yang luar biasa adalah bapa
ini berbicara dalam bahasa inggris. Bahasa inggrisnya masyaallah, kalo
dibandingin aku, aku ngaku kalah . dengar dengar
cerita beliau, beliau juga orang banjarmasin, tapi telah laama tinggal di sby
ini, menjaga makam.
Setelah itu kami pergi kedua
makam sunan yang lain karena mengejar waktu untuk sampai pada siang hari menuju
penginapan nanti malam. Ke Lawang, tempatnya rumah Bude. Setelah menyelesaikan
ziarah, kami makan siang dipinggir jalan sekitaran makam, menu makanan khas
jowo ini cukup bersahabat dengan lidahku yang pemilih (hehe) hanya saja,
sambalnya yang kurang ngeh, karena perbedaan jeruk yang dipakai disambal
tersebut berbeda dengan jeruk Banjar, kalo masalah nasi, ya masih sama kok
harga juga sesuai. Pukul 13.00 kita go to Lawang.
14.00 kita masih dijalan, pa
Budi nanya, “kenapa ga jadi ke bromo?”. Jadi, diawal kita memang mau ke bromo,
setelah itu kami dengar desus desus kabar kalo dijalan ke arah bromo itu
terlalu ekstrim, bukan ekstrim terlalu menanjaknya, tapi karena rawan
kerampokan. Kalo emang mau juga jangan lewat jalan malang, tapi harus jalan
surabaya katanya (katanya kabar burung), akhirnya kami membatalkan diri untuk
pergi ke Bromo. Dan kmi tidak membawa baju mau pergi ke gunung. Nah balik lagi
kepertanyaan pa Budi, “kenapa ga ajdi ke Bromo?”. Akhirnya kami menjelaskan tentang kabar burung itu. “kalian mau ga ke
Bromo, bapa punya penginapan disana, kalo kalian mau kalian beri uang buat
penjaga aja, ga usah bayar buat nginapnya” ahhhhhhhhh serasa mimpi dengar kata
kata ini. Dengan kebimbangan hati, disamping kami tidak membawa pakaian untuk
kesana, tapi kami juga sudah menelpon Bude untukmenginap dirumah beliau.
Akhirnya,
kami memutuskan putar arah. Kami pergi ke bromo tanpa bekal makanan dan pakaian
yang cukup -_-. Kabayang kami pergi kesurabaya saat cuaca sangat ekstrim. Karena
surabaya sedang musim hujan. Perjalanan kesana sekitar 5-6 jam dari perputaran
arah kami. Kami memakai mobil xenia/innova(lupahehe), karena kami kesana malam,
pemandangan tidak bisa kami lihat, tapi setelah jalan menanjak, rasanya seperti
pesawat saat mengangkat tubuhnya keudara. Nah seperti itu, curam luar biasa. Telinga
pun kedp suara karena tingginya tempat itu. Kami tiba pada pukul 10 atau 11 an.
Jauh dari bayangan aku ebelumnya, but tidak pernah pergi ke gununggunung
dijawa, ternyata ketika sampai diatas, sangat banyak penduduknya, sangat banyak
bangunannya (penginapan). Rumah pa Bude ini cukup luas, sebuah rumah deengan 3
kamar, ruang tamu, ddapur dan kamar mandi. Stelah bersih bersih kami duduk duduk sebentar druang tengah. Disana
walalupun tengah amlam, adaa penjual asongan yang pergi keliling dan ke
penginapan untuk menjajakan pakaian dingin sejenis sarung tangan, syal, kupluk,
dan yang lain lain. Karena kami minim pakaian wkwk, akhirna kami membeli nya
dan mencobanya. Harga satuannya sekitar 15.000 an. Disarankan deh, kalo mau
pergi ke Gunung gunung gitu, untuk pemula kayak kita. Jangan memilih hari yang
terdeteksi mendung atau hujan—‘. Karena disana sangatlah dingin. Sedingin apa? Sedingin
kulkas. Serius, biar alay, ya emang gitu dinginnya:’) pa pemandu kita bilang
kita akan pergi keatas pukul 03.00. ya udah akhirnya kita tidur diamar masing
masing, berdua berdua. Aku dengan Rahmah. Dengan sedikit drama saat ingin
tidur, akhrnya kami tertidur pukul 01.00. Cuma punya waktu dua jam untuk tidur sebelum
pergi ke penanjakan.
Hari
2
Pukul 03.00 kita semua terbangun dengan tubuh hampir
membeku. Iyaaaa emang hiperbola. Ga pernah ngerasain dingin sedingin ini, leih
dingin dari perasaan dia ke aku . Akhirnya kita pergi ke
penanjakan dengan jeep yang memang sudh dipesankan pa Budi. Masih tidak ada
pmandangan yang kami lihat saat naik ke atas. Haya bisa melihat banyaknya
pendaki dan banyaknya jeep yang berantri naik ke atas. Mobil lain? Oh ada. Ada kok
mobil ay*a yang berhasil naik penanjakan waktu itu, entah gimana kekuatan mobil
itu sampai bisa naik seperti jeep. Saat tiba di penanjakan, sekitar pukul
05.00. hujan datang tanpa diundang. Disana, kita bisa menemukan ojek, sewa
paung, yang jual jas hujan, wc, warung. Lengkap kok, jangan khawatir.. tapi
harganya jangan ditanya, ehhe. Harga satu jas hujan disana 20.000 kalo gak
salah, ya kalo bisa ngomongnya bisalah 5000 satunya. Akhirnya kami beli. Dan taraaaa
kami jadi minion.
Pukul
07.00 kita balik kebawah menuju penginapan. Sebelum kepenginapan, kita
seharusnya singgah sebentar ke pasir berbisik, karena cuaca bekas hujan, dan
pasirnya tidak bisa berbisik karena pasirnya basah, akhirnya tempat ini tidak
kami datangi, begitu pula dengan tanjakan cinta. akhirnya kita singgah dipadang
savana sebentar untuk berfoto dan lanjut ke tempat apalah ( lupa namanya
pokoknya banyak kudanya).
Nah dengan sedimikian banyak drama. Akhirnya kami
tidak pergi ke tempat itu, karena sangat jauh. Sebenarnya ada alternatif yaitu
dengan naik kuda. Tetapi, karena kami
takut juga dan gerimis kembali datang akhirnya kami memutuskan untuk makan ke
warung yang ada ditempat itu. Pengalaman pertma makan mie diatas ketinggian. Wkwk.
Akhirnya
kami melihat pemandnagan yang sangat luar biasa ketika turun kembali ke
penginapan, jurang, jurang yang indah. Banyak
tanaman sayuran, buah buahan, bunga,pokoknya ah luar biasa subhanallah. Kalian harus
kesana.
Cukup
disini dulu pengalaman hari pertama dan keduanya. Untuk hari selanjutnya akan
dilanjutkan nanti..
Pesannya
untuk pengalaman ini adalah. Persiapkan segala-galanya dengan tepat. Jangan dadakan
deh pokoknya. Kalo emnag harus dadakan, harus siap jiwa dan raga pokoknya.
Teruntuk
sahabatku yang telah pergi kesana denganku. Persahabatan kita memang belum
setinggi gunung itu. Tapi kenangan kita, cerita kita, kekuatan kita, inshaallah
setegak gunung itu berdiri. Jangan ingat sedihnya, ingatlah bahagianya. Love,
Dari
yang tersayang.
Risma Amalia
